Sabtu, 01 Oktober 2016

Persalinan Caesar

Bunda, melahirkan secara caesar akan lebih mungkin terulang pada kelahiran anak kedua ketiga dan seterusnya. Seorang pakar persalinan mengatakan bahwa seorang ibu yang menjalani operasi caesar akan berkemungkinan besar menghadapi persalinan caesar lagi pada kelahiran berikutnya. Hal ini dikarenakan operasi caesar meninggalkan goresan besar terhadap rahim sehingga dikhawatirkan melahirkan normal di persalinan berikutnya bisa menyebabkan dinding rahim robek (ruptur). Sekitar satu dari 200 ibu yang pernah melahirkan secara caesar, mengalami ruptur rahim ketika berupaya melahirkan secara normal.
Oleh karena itu, bila Bunda berniat melahirkan normal setelah pernah menjalani caesar, penting untuk mengingatkan bidan atau perawat dalam upaya memantau kemajuan tahap persalinan normal dan durasinya demi mencegah terjadinya kondisi ini.
Risiko pada Kehamilan Selanjutnya setelah Caesar
Melahirkan caesar dapat mengundang sedikit peningkatan risiko terjadinya kehamilan ektopik dan bayi lahir mati pada kehamilan berikutnya, sebagaimana dipaparkan oleh temuan sebuah studi.
http://hamilplus.com/senam-ibu-hamil-cara-dan-gerakan/
http://hamilplus.com/pantangan-ibu-hamil-larangan/
http://hamilplus.com/perkembangan-janin-usia-6-bulan/
Kelahiran Mati
Bayi mati dalam kandungan atau stillbirth adalah kematian janin pada usia kehamilan lebih dari 24 minggu. Sumber lain mendefinisikan stillbirth adalah ketika bayi mati dalam kandungan di atas usia kehamilan 24 minggu. Kemungkinan bayi mati dalam kandungan pada kehamilan selanjutnya berisiko meningkat bagi ibu yang telah menjalani caesar. Walau demikian, risiko ini masih sangat kecil. Kejadian stillbirth pada kehamilan kedua terjadi pada 4 dari 1.000 ibu yang pernah menjalani caesar. Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan kemungkinan 2 dari 1.000 ibu yang sebelumnya melahirkan normal. Namun sayang, alasannya belum dapat diketahui.
Kehamilan ektopik
Sebuah studi juga menemukan bahwa wanita yang melahirkan bayi pertama secara caesar dihadapkan kepada kemungkinan 9 persen lebih tinggi untuk mengalami kehamilan ektopik di masa depan, dibandingkan dengan para ibu yang melahirkan normal pada persalinan pertamanya. Kehamilan ektopik adalah letak sel telur yang telah dibuahi oleh sperma justru tumbuh di saluran indung telur atau lokasi lain di luar rahim. Kondisi anomali ini biasanya mengakibatkan kematian janin. Kondisi ini dianggap sebagai darurat medis karena tanpa penanganan yang tepat, bisa membahayakan kesehatan Bunda. Walau demikian, penelitian yang sama juga menunjukkan bahwa persalinan caesar tidak meningkatkan risiko keguguran secara spontan sebelum kehamilan berusia 20 minggu.
Bunda, walaupun kemungkinannya lebih besar, tetapi operasi caesar memang tidak selalu terulang. Kemungkinan untuk bisa melahirkan normal setelah pernah menjalani persalinan caesar tetap ada. Namun mengingat risiko yang mengiringinya, lebih aman untuk mempertimbangkan dengan sangat hati-hati tentang keputusan menempuh persalinan normal setelah pernah menjalani bedah caesar. Konsultasikan secara matang dengan dokter spesialis kandungan mengenai kondisi Bunda dan janin mengenai keharusan dilakukannya persalinan caesar.